DIPLOMASI INFORMAL PENYELESAIAN KONFLIK LAUT CINA SELATAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PROSES


ABSTRACT: This study aims to describe the dynamics of the South China Sea territorial dispute are clear and to explore the entire mechanism of diplomacy, especially in the informal diplomatic approach to conflict resolution of disputes in the South China Sea region. Study of the mechanisms of informal diplomacy is expected to be a good alternative approach in the dispute resolution process between countries where the informal diplomacy plays an important role when an official or the first track diplomacy and mediation efforts of others is not easily done in a dispute or conflict resolution process. This research using descriptive method. Where to collect detailed factual information that describes the existing symptoms, identify the problem or check the conditions and practices in force, making comparisons or evaluations, and determine what other people do in the face of similar problems and learn from experience to establish plans and decisions the time will come. The data used in this study is secondary data is data which obtained from various sources of literature related to the research conducted by the author. The data in this study were obtained from the data collection from various official publications consist of books, documents, journals, and newspapers. Data from the author analyzes the results of qualitative techniques, which emphasize the data analysis of qualitative data. The results showed that the diplomatic approach of the development of informal dispute since seen this approach applied to the year 1990 has brought a significant results and positive influence in the process of resolving the territorial dispute itself. With this informal approach to diplomacy, military conflict between countries can be prevented since the year 1990-2011. This is because the nature of diplomacy is not formal so that it can be accepted by all the disputing countries where diplomatic relations between the disputing countries is not good so the formal diplomacy difficult to apply the dispute resolution process

INTISARI: Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dinamika konflik sengketa wilayah Laut Cina Selatan secara jelas serta mengeksplorasi seluruh mekanisme diplomasi terutama pendekatan diplomasi informal dalam upaya penyelesaian konflik sengketa wilayah di Laut Cina Selatan. Kajian mengenai mekanisme diplomasi informal ini diharapkan dapat menjadi alternatif pendekatan yang baik dalam proses penyelesaian sengketa wilayah antar negara dimana diplomasi informal ini memegang peranan penting apabila diplomasi resmi atau first track diplomacy dan upaya-upaya mediasi lainnya tidak mudah dilakukan dalam suatu proses penyelesaian sengketa atau konflik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Dimana mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi, dan menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber literatur yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Data dalam penelitian ini diperoleh dari teknik pengumpulan data melalui telaah pustaka yakni penelusuran data kepustakaan dari berbagai terbitan resmi yang terdiri dari buku, dokumen, jurnal, dan surat kabar. Data dari hasil penelitian penulis analisis dengan teknik kualitatif, dimana analisa data ditekankan pada data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan diplomasi informal dilihat dari perkembangan sengketa sejak pendekatan ini diterapkan tahun 1990 telah membawa hasil dan pengaruh yang signifikan dan positif dalam proses penyelesaian sengketa wilayah ini sendiri. Dengan pendekatan diplomasi informal ini, konflik terbuka atau militer diantara negara-negara bersengketa dapat dicegah sejak tahun 1990-2011. Hal ini dikarenakan sifat diplomasi yang tidak formal sehingga dapat diterima oleh semua negara bersengketa dimana hubungan diplomatik diantara beberapa negara bersengketa ini kurang baik sehingga jalur diplomasi resmi sulit diterapkan dalam proses penyelesaian sengketa.